KEFAMENANU NTT, Aksaraberita.com
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) yang dikepalai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian terus mengupayakan pemerataan ekonomi di kawasan perbatasan negara. Salah satu upaya dalam penguatan ketahanan pangan, hadirnya BNPP melalui Forum Perguruan Tinggi Perbatasan (Fopertas) dengan berbasis potensi sumber daya lokal menuju lumbung pangan nasional.
Dalam rangka mendorong gagasan tersebut, BNPP terus membangun sinergi secara pentahelix dengan pelibatan para akademisi dalam wadah Forum Perguruan Tinggi Perbatasan (Fopertas). Saat ini Fopertas beranggotakan 12 perguruan tinggi dengan Ketua Koordinator salah satu guru besar guru besar Universitas Gajah Mada Prof. Dr. Suratman, M.Sc. yang didampingi Ir. Yogi Sidik Prasojo, S.Pt., M.Agr., Ph.D., IPP Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada selaku Instruktur Pakan Ternak.
Rembuk gagasan memperkenalkan konsep pertanian sirkular atau circular farming yang terintegrasi tidak hanya kepada Organisasi Perangkat Daerah terkait, juga kepada petani dan peternak.
Sebagai Langkah awal, BNPP bersama Fopertas hadir di Universitas Nusa Cendana dan diterima langsung oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh Maxs U. E. Sanam, Msc dan bersepakat membangun sinergi dalam memajukan Nusa Tenggara Timur dengan konsep circular farming (28/11/2023).
Hal ini mendapat respons positif, dan selanjutnya menugaskan Dekan Fakultas Pertanian, Muhammad SM Nurd dan Ketua LPPM, Dr. Ir. Damianus Adar untuk hadir bersama dalam kegiatan BNPP di Kabupaten Timor Tengah Utara.
Selanjutnya, dalam 2 hari, terhitung tanggal 29 Vovember dan 30 November 2023, BNPP bersama akedemisi, Organisasi Perangkat Daearah (OPD) terkait, menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan di Kantor Badan Pengelola Perbatasan Daerah (BPPD) Timor Tengah Utara. Usai melaksanakan FGD, dilanjutkan dengan praktik lapangan bersama petani dan peternak di sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan.
Para petani dan peternak akan mempraktikkan sejumlah materi yang diberikan oleh para pakar dari Fopertas di PLBN Napan yang berlokasi di Bikomi Utara, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). PLBN yang berdiri megah ini, sebagai pintu pemisah antara Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste dan memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat perbatasan, yang berfungsi sebagai jalur lalu lintas orang dan barang, diharapkan ke depan dapat memperkuat ekonomi masyarakat sekitar.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama, BNPP, Farida Kurnianingrum menjelaskan bahwa, langkah nyata keberhasilan dalam menggagas Laboratorium Lumbung Pangan Nasional yang berbasis sumber daya lokal, diperlukan kesamaan persepsi, komitmen, dan gerak langkah bersama dalam mengelola potensi unggulan yang akan dikembangkan.
“Berbasis sumber daya lokal memberi pengaruh dalam menentukan potensi unggulan lokal yang akan dikembangkan. NTT khususnya di Timor Tengah Utara (TTU) memiliki potensi besar untuk dikembangkan sapi, sebagai hewan ternak yang memiliki pangsa pasar sampai ke Pulau Jawa, dan tidak mustahil bila dikelola dengan baik dapat menjangkau pasar internasional, misalnya dengan Timor Leste. Dan akan menjadi hal yang berbeda untuk Kawasan perbatasan lainnya dalam menetukan jenis potensi unggulannya,”tandas Farida, Rabu (29/11/2023).
Farida juga menjelaskan, ke depannya rencana menjadikan lumbung pangan nasional berbasis sumber daya lokal di perbatasan negara, perlu menjadi salah satu agenda yang dapat dimasukkan dalam Rencana Induk (Renduk) Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan (PBWN-KP) Tahun 2025-2029. (Den)