Jakarta, Aksaraberita.com
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) terus merumuskan sejumlah langkah mengelola Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dengan konsep _Smart Border Post_. Saat ini BNPP telah mengoordinasi operasional 13 PLBN yang tersebar di perbatasan negara.
Deputi Pengelolaan Batas Wilayah Negara, BNPP, Robert Simbolon menjelaskan, misi BNPP selanjutnya setelah mengawal pembangunan adalah mengoptimalkan PLBN, agar tidak hanya menjadi tempat perlintasan orang saja.
Peran PLBN tidak hanya gedung mewah tempat pelayanan administrasi perlintasan orang semata, tetapi harus mampu menjadi pintu perlintasan barang yang dapat menjadi gerbang internasional perdagangan umum, utamanya kegiatan ekspor dan impor.
“Keran ekspor hasil olahan komoditas pertanian dan perkebunan melalui PLBN mulai merambah beberapa negara tetangga. Tren positif ekspor ini harus terus didorong dengan konsep PLBN sebagai _Smart Border Post_.Hal ini akan mempercepat pengembangan ekonomi bagi masyarakat sekitar PLBN maupun masyarakat pada daerah penyangga PLBN,” tutur Robert yang kini juga menjabat Pelaksana harian (Plh) Sekretaris BNPP.
Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Deputi Pengelolaan Lintas Batas Negara, BNPP, Budi Setyono menjelaskan bahwa, salah satu _pilot project_ yang akan diterapkan dengan konsep _Smart Border Post_ adalah PLBN Entikong.
Hal ini dijelaskan dalam Rapat _”Kick Off Meeting”_ Penyusunan Peta Jalan Penerapan Postingan pada PLBN di Hotel Horison Menteng, Selasa (31/10/2023) lalu.
“Dibutuhkan _road map_ dengan konsep Smart City di kawasan perbatasan, dipilih salah satu PLBN yaitu Entikong sebagai pilot project penerapan konsep _Small Smart City_ dimaksud,” jelas Budi dalam laporan tertulis yang dikutip, Kamis (2/11/2023).
Ia menjelaskan, konsep _Smart Border Post_ seperti konsep Smart City menitikberatkan penggunaan teknologi digital dan internet dalam penyelenggaraan fungsi pelayanan lintas batas negara dan pengelolaan kawasan PLBN.
Sesuai arahan Perpres Nomor 118 Tahun 2022, lanjut Budi, mendesak untuk segera diterjemahkan arsitektur _Smart Border Post_ desain tata kelola baru PLBN ke depan.
Termasuk identifikasi jenis dan/atau peralatan pendukung berbasis teknologi di PLBN. Peralatan tersebut terkait pelayanan dan pengawasan kawasan.
“Penerapan sistem yang _up to date_ seperti _single windows_ yang telah diterapkan di pelabuhan-pelabuhan internasional untuk pelayanan ekspor impor bisa diadopsi di PLBN,” ungkapnya.
Budi juga menjelaskan bahwa, pelayanan pelintas kendaraan juga penting diusahakan. Sebelum kendaraan penumpang/barang masuk PLBN perlu ada sistem _clearance_ lebih awal.
“Jadi manifes penumpang sudah disampaikan ke pengelola PLBN secara online,” kata Budi lagi.
Sedangkan pelayanan pelintasan orang, dipertegas Budi Setyono lagi, masih perlu mempertahankan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang saat ini sudah diberlakukan.
“Dengan pertimbangan disamping dokumen perjalanan paspor, karakteristik perlintasan di PLBN juga masih terjadi secara tradisional oleh penduduk lokal,” pungkasnya.
Sebagai informasi, tren arus perdagangan ekspor pada beberapa PLBN terus merangkak naik.
Seperti pada nilai perdagangan ekspor melalui PLBN Aruk pada periode Januari-September Tahun 2023 tercatat Rp10.596.066.430. Komoditas ekspornya antara lain Salted Jellyfish/Ubur-ubur Asin, sayur-sayuran seperti kacang panjang, buncis, pare, okra, terong, kelapa, petai dan jeruk.
Sementara itu, PLBN Entikong membukukan nilai ekspor kurang lebih Rp34.704.134.158 pada periode Januari-September Tahun 2023. Produk ekspornya juga masih didomiasi produk pertanian seperti bawang dan buah-buahan.
Sedangkan PLBN Badau membukukan nilai ekpsor kurang lebih Rp1.070.660.727 pada periode Januari-September Tahun 2023. Produk ekspornya adalah buah-buahan, ikan dan berbagai produk pertanian lainnya. (Don)